M, JACK


KEDUDUKAN PUBLIC RELATION DALAM KORPORAT

Menurut John Tondowijojo ( 2004 ) jika humas di akui sebagai bagian jajaran kebijakan pimpinan, humas harus berada langsung dibawah direksi. Humas harus mampu menyampaikan kebijaksanaan pimpinan sehingga ia harus berada dipihak yang berhubungan dengan pimpinan seluruh jajaran manajemen. kegiatan humas haruslah sistematis dan terencana, tetapi kadang-kadang juga perlu untuk berimprovisasi dan berinovasi. Suatu kebijakan harus dipertimbangkan, dirumuskan, direncanakan dan evaluasi. Untuk ini diperlukan analisis data yang diperoleh tentang organisasi/ perusuhaan dan lingkungannya.
Seberapa jauh PR harus menapakkan kakinya ke peran internal atau fungsi eksternal, tentu saja sepenuhnya tergantung pada kebijakan manajemen. Hanya saja kalau kita menginjak pada tataran ideal fungsi PR, tentu saja keseimbangan peran internal dan eksternal adalah perlu. Seberapa jauh titik keseimbangan tersebut harus dijalankan tentu tergantung pada bidang gerak perusahaan/organisasi yang bersangkutan. Semakin kuat kedekatan perusahaan dengan publik dengan sendirinya membutuhkan banyak konsentrasi untuk memerhatikan publik. Sebaliknya kalau perusahaan lebih banyak bergerak pada komunitas yang tidak secara langsung menemui publik, maka peran PR harus dioptimalkan secara internal.
Keberhasilan suatu organisasi/ perushaan harus disertai dengan kesuksesan membangun relasi dengan seluruh komponen yang terlibat dalam sebuah sistem yang dijalani, baik secara internal maupun eksternal. Misalnya, sebuah perusahaan selalu memperhatikan “suara” atau “tanggapan” dari para konsumen atau pelanggannya. Hal ini penting karena suatu produk/jasa yang telah diberikan akan mendapat direspon oleh penggunannya. Dalam ilmu komunikasi, respon yang terjadi disebut sebagai feedback (umpan balik) yang akan menjadi bahan masukan (input) dan evaluasi dalam rangka menjaga keberlangsungan organisasi kedepan.
Demikian halnya untuk memperkukuh keberadaan organisasi/perusahaan, para pekerja dibidang kehumasan bertugas menjaga harmonisasi (fungsi internal) sehingga sistem dan mekanisme kerja menjadi kondusif demi mencapai tujuan organisasi. Karena pada hakikatnya humas adalah aktivitas komunikasi maka sebenarnya tujuan humas dapat dianalogikan dengan tujuan komunikasi, yaitu adanya penguatan dan perubahan kognisi, afeksi, dan perilaku komunikasinya. Kata “relations” menunjukan kata kerja aktif maka harus dilihat dari dua kepentingan, yaitu organisasi dan publik sehingga tujuan humas adalah terpelihara dan terbentuknya saling pengertian (aspek kognisi), menjaga dan membentuk saling percaya (aspek afeksi), dan memelihara serta menciptakan kerja sama (aspek psikomotoris).
Menurut Effendy (2006) adanya feedback menandakan bahwa komunikasi telah berlangsung secara proporsional. Komunikasi dua arah sudah terjalin dengan baik sehingga persoalan yang dihadapi konsumen dapat diketahui perusahaan, untuk kemudian perlu disampaikan penjelasan sehingga pada akhirnya terjadi pemahaman/pengertian bersama.
Oleh sebab itu, humas penting dimiliki disetiap lingkungan kerja. Humas merupakan jembatan atau penghubung antara organisasi atau perusahaan dengan public sebagai pengguna produk/jasa, terutama jika terjadi tanggapan berupa respon atas segala aktivitas ataupun produk kerja yang telah dilakukan/diberikan oleh organisasi/perusahaan (fungsi eksternal).




DAFTAR PUSTAKA
Efendy, Onong Uchjana. 2006. Hubungan Masyarakat : Suatu Studi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Tondowijojo, John.Kedudukan Humas dalam Organisasi.Bandung:Remaja Rosda. Karya.2004

Komentar

Postingan Populer